Keikhlasan, sebuah kata yang mudah diucapkan namun hanya
sedikit yang berjuang keras, berkorban dan berkebulatan tekad untuk mencapainya.
Tidak semua orang mampu melihat secara utuh, tentang apa itu ikhlas. Sehingga
banyak yang setengah-setengah dalam memperolehnya. Bagi yang mengerti baik
energy yang dihasilkan dari ikhlas ini maka mereka akan berjuang keras tanpa
lelah dan mau mengorabankan waktu
dan harta benda demi mendapatknya. Karena mereka tahu bahwa bermula dari
keikhlasan ini pintu hati Tuhan secara sedikit demi sedikit untuk kita.
Sedikit saja hati Tuhan terbuka untuk kita, kita bisa merasakan kehadiran-Nya
disetiap saat. Semakin banyak keikhlasan dari setiap tindakan kita, maka akan
memperlebarkan pinta hati tuhan untuk kita. Sakinah yang bersemayam dihati kita semakin menguat. Disisi lain Tuhan semakin memperlihatkan bentuk-bentuk
syirik tersembunyi - yang dulunya kita tidak mengerti - dan lalu diperlihatkan Allah kepada kita.
Hari demi hari terus kita lalui bergumul dan berjuang terus
untuk meluruskan niat dalam hati. Dan ini adalah perjuangan tanpa akhir. Jika
saja seseorang tidak merasakan bahwa hari-harinya merupakan pergulatan melawan
keridakikhlasan, maka sesungguhnya dia tidak diberi anugerah oleh Allah
mengetahui musuhnya besarnya yaitu syirik tersembunyi.
Ikhlas bukan berarti tidak mengeluh sama sekali, tidak
menangis, tidak mencari jalan keluar. Tetapi terus mencari jalan keluar
sembari menaruh percaya dalam Tuhan bahwa Dia menirimkan ini untuk membersihkan
kita dari kotoran niat yang salah. Dari niatan yang tidak berbuah.
Allah memotong ranting-ranting yang tidak berguna agar buah dari sebuah pohon
lebat, matang dan punya harga tinggi. Minta kepada Allah agar diberi hati
yang mudah mengikuti kehendak Allah adalah penting. Tuhan tidak pernah
menyia-nyiakan permintaan hamba-Nya. Dan jika permintaan kita lebih dominant
terhadap hal-hal yang bersifat spiritual, itu menunjukkan bahwa kita mulai
bergerak lebih mengutamakan Allah diatas yang lainnya. Dan ini adalah gejala
baik.
No comments:
Post a Comment